====================
kata mutiara cinta – kumpulan kata-kata mutiara cinta – koleksi kata
mutiara islam – kalimat mutiara bijak – kata mutiara inspirasi
====================
KATA MUTIARA – kata-kata mutiara
kata mutiara ke-1:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan
sebenar-benar takwa, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam
keadaan memeluk Islam.” (Q.S. Ali Imran: 102)
kata mutiara ke-2:
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Rabbmu yang telah
menciptakan kamu dari seorang diri, dan daripadanya Allah menciptakan
istrinya, dan daripada keduanya Allah mengembangbiakkan laki-laki dan
perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan
(peliharalah) hubungan silahturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga
dan mengawasi kamu.” (Q.S. An Nisaa’ :1)
kata mutiara ke-3:
“Hai orang-orang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan
katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki
amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan barangsiapa menaati
Allah dan Rasul-Nya, sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang
benar .” (Q.S. Al Ahzab : 70-71)
kata mutiara ke-4:
Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik ucapan adalah ucapan Allah, dan
sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi
Wasallam Sebaliknya sejelek-jelek perkara adalah apa yang diada-adakan
dalam dien karena setiap yang diada-adakan dalam dien adalah bid’ah, dan
setiap bid’ah adalah kesesatan, dan setiap yang sesat di neraka.
kata mutiara ke-5:
Sungguh menuntut ilmu syariat dan berdakwah kepadanya serta
mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya, memberikan
peringatan kepada kaum muslimin dari perbuatan yang diharamkan dan
kemungkaran, dan menjauhkan mereka dari perbuatan bid’ah adalah termasuk
dari amar-ma’ruf dan nahi-mungkar. Yang mana Allah telah menjadikan
kebaikan bagi ummat ini apabila mereka mau menegakkannya, sebagai mana
firman Allah :
Kamu adalah ummat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada
Allah. [Al Imron 110]
kata mutiara ke-6:
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk menunaikan amanah kepada yang
berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila kalian menetapkan hukum
di antara manusia supaya kamu menetapkannya dengan adil. Sesungguhnya
Allah memberikan pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya
Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. [An-Nisa : 58]
kata mutiara ke-7:
Tunaikan amanah kepada orang yang memberi amanah kepadamu, dan
janganlah kamu menghianati orang yang mengkhianatimu” [Diriwayatkan oleh
Imam Ahmad dan Ahlussunnan]
kata mutiara ke-8:
Wahai orang-orang yang beriman janganlah kamu mengkhianati Allah dan
Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanah-amanah
yang dipercayakan kepadamu sedangkan kamu mengetahui” [Al-Anfal : 27]
kata mutiara ke-9:
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan
gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka
khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia,
sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh” [Al-Ahzab : 72]
kata mutiara ke-10:
Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali
bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau
berbuat ma’ruf atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan
barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka
kelak Kami memberi kepada-Nya pahala yang besar” [An-Nisa : 114]
kata mutiara ke-11:
Dan tidaklah engkau menafkahkan satu nafkah karena mengharapkan wajah
Allah melainkan engkau mendapatkan pahala dengannya hingga sesuap yang
engkau suapkan di mulut istrimu” [Diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim]
kata mutiara ke-12:
Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang. Yaitu orang-orang
yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka meminta dipenuhi.
Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka
mengurangi. Tidaklah orang-orang itu yakin, bahwa sesungguhnya mereka
akan dibangkitkan. Pada suatu hari yang besar. Yaitu hari ketika manusia
berdiri menghadap Tuhan semesta alam” [Al-Muthaffifin : 1-6]
kata mutiara ke-13:
Maka barangsiapa yang ingin dijauhkan dari api nereka dan masuk
surga, hendaklah ia meninggal sedang ia beriman kepada Allah dan hari
akhir, dan hendaklah ia memperlakukan manusia sebagaimana ia ingin
diperlakukan” [Diriwayatkan oleh Muslim]
kata mutiara ke-14:
Tidak sempurna keimanan salah seorang dari kalian sehingga ia
mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri”
[Diriwayatkan Al-Bukhari 13 dan Muslim 45 dari Anas]
====================
kata mutiara cinta – kumpulan kata-kata mutiara cinta – koleksi kata
mutiara islam – kalimat mutiara bijak – kata mutiara inspirasi
====================
kata-kata mutiara islam ke-1:
Sesungguhnya Allah telah mengharamkan atas kalian durhaka kepada para
ibu, pelit dan rakus, menguburkan anak perempuan hidup-hidup, dan
membenci untuk kalian tiga perkara yaitu ; kata-kata omong kosong,
banyak bertanya, dan menyia-nyiakan harta” [Diriwayatkan Al-Bukhari 2408
dan Muslim 593 dari Al-Mughirah bin Syu’bah]
kata-kata mutiara islam ke-2:
Sesungguhnya yang pertama busuk dari manusia adalah perutnya, maka
barangsiapa yang sanggup untuk tidak memakan melainkan yang baik maka
lakukanlah, dan barangsiapa yang bisa untuk tidak dihalangi antara dia
dan surga walau dengan segenggam darah yang ditumpahkannya maka
lakukanlah” (HR Muslim)
kata-kata mutiara islam ke-3:
Barangsiapa diantara kalian yang kami pekerjakan atas suatu
pekerjaan, lalu ia menyembunyikan dari kami satu jarum atau yang lebih
kecil, maka dia adalah ghulul dan ia akan datang dengannya pada hari
Kiamat” [Dikeluarkan oleh Muslim]
kata-kata mutiara islam ke-4:
Bertakwalah engkau dimanapun engkau berada, Sertailah keburukan itu
dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu akan menghapus keburukan.Dan
berakhlaklah kepada manusia dengan akhlak yang baik” [HR.Tirmidzi, ia
berkata :Hadits hasan]
kata-kata mutiara islam ke-5:
Seutama-utama amal Shalih, ialah agar engkau memasukkan kegembiraan
kepada saudaramu yang beriman”.[HR.Ibn Abi Dunya dan dihasankan olah
Syaikh Al-Albani dalam Shahih Jami’ush Shaghir 1096]
kata-kata mutiara islam ke-6:
sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
“Artinya : Demi Allah, seandainya Fatimah bintu Muhammad mencuri,
pasti aku potong tangannya” [HR Al-Bukhari, kitab Al-Anbiya (3475),
Muslim, kitab Al-Hudud (1688)]
kata-kata mutiara islam ke-7:
Imam Ibn Qudamah menjelaskan dalam kitabMukhtasar Minhajul Qashidin,
bahwa ada empat kriteria yang patut menjadi pedoman dalam memilih teman.
[1]. Aqidahnya benar.
[2]. Akhlaqnya baik.
[3]. Bukan dengan orang yang tolol atau bodoh dalam hal berprilaku. Karena dapat menimbulkan mudharat.
[4]. Bukan dengan orang yang ambisius terhadap dunia atau bukan orang yang materialistis.
kata-kata mutiara islam ke-8:
Barangsiapa yang mengharap perjumpaan dengan Rabbnya maka hendaklah
ia beramal sholih dan tidak mensekutukan Allah di dalam peribadatan
sedikitpun.”. [Al-Kahfi : 110].
Berkata Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu, “Cukuplah takut kepada
Allah itu dikatakan sebagai ilmu dan cukuplah membangkang dari-Nya
dikatakan sebagai kejahilan.”.
kata-kata mutiara islam ke-9:
Barangsiapa dikehendaki Allah atasnya kebaikan niscaya ia akan
difahamkan akan agamanya” [Dikeluarkan di dalam shahihain dari hadits
Mu’awiyah Rahiallahu ‘anhu]
Kamu tidak mendapati kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhir
berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan rasulNya,
sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak, atau
saudara-saudara, atau keluarga mereka” [Al-Mujadilah : 22]
kata-kata mutiara islam ke-10:
Maka putuskanlah hukum di antara mereka menurut apa yang Allah
turunkan dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu mereka” [Al-Maidah : 48]
Hukum itu tidak lain hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah
memerintahkan agar kamu tidak menyembah (beribadah) kecuali hanya
kepadaNya. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui” [Yusuf : 40]
kata-kata mutiara islam ke-11:
Dan setiap kamu adalah penanggung jawab, dan (masing-masing) akan
dimintai pertanggung jawaban tentang apa yang menjadi tanggung jawabnya”
[Muttafaq ‘Alaihi]
Nikahilah wanita yang banyak anak lagi penyayang, karena sesungguhnya
aku berlomba-lomba dalam banyak umat dengan umat-umat yang lain di hari
kiamat dalam riwayat yang lain : dengan para nabi di hari kiamat)”.
[Hadits Shahih diriwayatkan oleh Abu Daud 1/320, Nasa'i 2/71, Ibnu
Hibban no. 1229, Hakim 2/162 (lihat takhrijnya dalam Al-Insyirah hal.29
Adazbuz Zifaf hal 60) ; Baihaqi 781, Abu Nu'aim dalam Al-Hilyah 3/61-62]
kata-kata mutiara islam ke-12:
Dan di antara akhlak Salafush Shalih Radhiyallahu ‘anhum, yaitu:
1. Ikhlas dalam ilmu dan amal serta takut dari riya’.
2. Jujur dalam segala hal dan menjauhkan dari sifat dusta.
3. Bersungguh-sungguh dalam menunaikan amanah dan tidak khianat.
4. Menjunjung tinggi hak-hak Allah dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
5. Berusaha meninggalkan segala bentuk kemunafikan.
6. Lembut hatinya, banyak mengingat mati dan akhirat serta takut terhadap akhir kehidupan yang jelek (su’ul khatimah).
7. Banyak berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla, dan tidak berbicara yang sia-sia.
8. Tawadhdhu’ (rendah hati) dan tidak sombong.
9. Banyak bertaubat, beristighfar (mohon ampun) kepada Allah, baik siang maupun malam.
10. Bersungguh-sungguh dalam bertaqwa dan tidak mengaku-ngaku sebagai orang yang bertaqwa, serta senantiasa takut kepada Allah.
11. Sibuk dengan aib diri sendiri dan tidak sibuk dengan aib orang lain serta selalu menutupi aib orang lain.
12. Senantiasa menjaga lisan mereka, tidak suka ghibah (tidak menggunjing sesama Muslim).
13. Pemalu.
14. Banyak memaafkan dan sabar kepada orang yang menyakitinya.
“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf,
serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.” [Al-A’raaf: 199]
15. Banyak bershadaqah, dermawan, menolong orang-orang yang susah, tidak bakhil/tidak pelit.
16. Mendamaikan orang yang mempunyai sengketa.
17. Tidak hasad (dengki, iri), tidak berburuk sangka sesama Mukmin.
18. Berani dalam mengatakan kebenaran dan menyukainya. [17]
kata-kata mutiara islam ke-13:
Allah berfirman :
“Artinya : Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku”. [Adz-Dzariyat : 56]
====================
kata mutiara cinta – kumpulan kata-kata mutiara cinta – koleksi kata
mutiara islam – kalimat mutiara bijak – kata mutiara inspirasi
====================
kata mutiara nasehat ke- 1
Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah olehmu kebanyakan dari
purbasangka, karena sesungguhnya sebagaian purbasangka itu adalah dosa.”
[Al-Hujurat : 11-12]
Selayaknyalah bagi seorang muslim membawa ucapan saudaranya seislam
pada sebaik-baik tempat (kepada makna yang paling baik). Sebagian Salaf
berkata, “Janganlah engkau berprasangka buruk terhadap perkataan yang
dilontarkan saudaramu sedangkan engkau dapat membawa perkataan tersebut
pada makna yang baik.”
kata mutiara nasehat ke- 2
“Muslim itu saudara seorang muslim, dia tidak menzhaliminya dan tidak
menyerahkannya kepada musuh. Siapa saja yang memenuhi kebutuhan
saudaranya, Allah akan memenuhi kebutuhannya; dan siapa saja yang
membebaskan seorang muslim dari kesulitan, Allah SWT akan membebaskannya
dari suatu kesulitan di hari kiamat; dan siapa saja yang menutupi aib
sesama muslim niscaya Allah akan menutup aibnya pada hari kiamat” (lihat
Fathul Kabir III/275).
kata mutiara nasehat ke- 3
Yazid bin Al-Walid berkata, “Wahai Bani Umayyah! Waspadalah kalian
dari nyanyian, karena ia bisa mengurangi rasa malu, menghancurkan
kepribadian, dan ia adalah pengganti khamar, sehingga membuat orang
berbuat seperti orang mabuk, jika engkau terpaksa harus melakukannya
maka jauhilah wanita, karena nyanyian mendorong kepada zina.”
kata mutiara nasehat ke- 4
Muhammad bin Al-Fadhl Al-Azdi berkata, “Suatu kali Al-Huthai’ah
bersama seorang puterinya menginap di suatu rumah orang Arab gunung.
Ketika malam telah larut, ia mendengar suara nyanyian, maka ia pun
berkata kepada pemilik rumah, ‘Hentikan nyanyian itu!’ Pemilik rumah pun
terperanjat, ‘Kenapa engkau membenci nyanyian?’ Al-Huthai’ah menjawab,
‘Nyanyian adalah pendorong kepada perbuatan keji, dan aku tidak suka
jika puteriku mendengarnya. Hentikan nyanyian itu, jika tidak aku akan
keluar dari rumahmu sekarang juga!”
kata mutiara nasehat ke- 5
Suatu kali, Umar bin Abdul Azis menulis kepada guru akhlak dari
puteranya, “Hendaknya yang pertama kali mereka yakini dari akhlak (yang
engkau ajarkan) yaitu membenci berbagai bentuk nyanyian, yang awalnya
adalah dari syetan dan berakhir dengan murka Ar-Rahman (Yang Maha
Penyayang). Sungguh telah sampai padaku dari orang-orang ahli ilmu
terpercaya bahwa suara alat-alat musik dan mendengarkan nyanyian juga
keterpengaruhan dengannya bisa menumbuhkan nifaq di hati sebagaimana
rumput tumbuh setelah disirami air.”*
Ayub As-Sakhtiyani berkata, “Jika orang-orang shalih disebut maka aku adalah orang yang terasing.”
kata mutiara nasehat ke- 6
Ketika Sufyan Ats-Tsauri dalam sakaratul maut, Abul Asyhab dan Hammad
bin Salamah masuk kepadanya. Hammad berkata kepada Sufyan, “Wahai Abu
Abdillah, bukankah engkau sudah merasa aman dari sesuatu yang engkau
takuti? Dan engkau telah melakukan apa yang engkau harapkan, sedangkan
Dia Maha Penyayang di antara para penyayang.” Sufyan menjawab, “Wahai
Abu Salamah, apakah engkau mengharapkan orang seperti aku ini bisa
selamat dari neraka?” Ia menjawab, “Ya, demi Allah, sungguh aku
mengharapkanmu demikian.”
kata mutiara nasehat ke- 7
Yunus bin Ubaid berkata, “Sesungguhnya aku mendapatkan seratus ciri
kebaikan, aku tidak tahu apakah dalam diriku terdapat satu daripadanya.”
Muhammad bin Wasi’ berkata, “Seandainya dosa memiliki aroma, tentu tak seorang pun yang kuat duduk bersamaku.”
kata mutiara nasehat ke- 8
Pernah suatu ketika Daud Ath-Tha’i diceritakan di hadapan sebagian
para raja, sehingga mereka pun memujinya, maka ia berkata, “Seandainya
manusia mengetahui sebagian apa yang ada pada kami, tentu tak sepatah
pun lisan yang menyebutkan kebaikan kami selamanya.”
kata mutiara nasehat ke- 9
Al-Marwazi berkata, “Aku membantu Abu Abdillah berwudhu saat bersama
orang banyak, tetapi aku menutupinya dari orang-orang agar mereka tidak
mengatakan, ‘la tidak membaikkan wudhunya karena sedikitnya air yang
dituangkan.’ Dan jika Imam Ahmad berwudhu, hampir saja (air bekasnya)
tidak sampai membasahi tanah.”
kata mutiara nasehat ke- 10
“Tidaklah di dunia ini ada orang yang lebih menderita dari pecinta
meski ia mendapatkan cinta itu manis rasanya.
Engkau lihat ia selalu menangis pada setiap keadaan, karena takut berpisah atau karena rindu dendam.
Ia menangis jika mereka jauh, sebab didera kerinduan.
Ia menangis pula saat berdekatan, sebab takut perpisahan.
Air matanya mengalir saat bertemu.
Air matanya mengalir saat berpisah.”
kata mutiara nasehat ke- 11
Ibnu Syuja’ Al-Kirman berkata, “Siapa yang memakmurkan lahiriahnya
dengan mengikuti Sunnah, memakmurkan batiniah-nya dengan muraqabah
(penjagaan kepada Allah), menahan nafsunya dari syahwat dan menahan
pandangannya dari apa yang diharamkan, serta ia membiasakan diri makan
yang halal, niscaya firasatnya tidak akan salah.”
kata mutiara nasehat ke- 12
Disebutkan apa yang dilakukan oleh sebagian ahli ilmu di negeri
Afrika, “Bahwasanya di pinggir negeri itu terdapat mata air yang disebut
dengan mata air penyembuhan. Orang-orang awam terkena fitnah olehnya,
sehingga mereka berduyun-duyun dari berbagai negeri mendatanginya. Orang
yang belum menikah, belum mempunyai anak akan dikatakan padanya,
‘Ikutlah aku ke mata air penyembuhan.’ Dari sini Al-Hafizh Abu Muhammad
mengetahui bahwa di dalamnya ada fitnah. Maka beliau keluar di pagi buta
dan melenyapkannya, lalu beliau adzan subuh di atasnya, selanjutnya
berkata, ‘Sesungguhnya aku melenyapkan ini karena-Mu, karena itu
janganlah Engkau jadikan ada orang yang masih memuliakannya’.” Dan
memang setelah itu tidak ada lagi orang yang memuliakannya hingga
sekarang.
kata mutiara nasehat ke- 13
Salah seorang murid Imam Ahmad bernama Abu Thalib mengatakan: “Saya
mendengar Imam Ahmad ditanya tentang sebuah kaum yang meninggalkan
hadits dan cenderung kepada pendapat Sufyan (salah seorang ulama kala
itu).” Maka Imam Ahmad berkata: “Saya meresa heran terhadap sebuah kaum
yang tahu hadits dan tahu sanad hadits serta keshahihannya lalu
meninggalkannya, lantas pergi kepada pendapat Sufyan dan yang lainnya
padahal Allah berfirman: “Maka hendaklah berhati-hati orang yang
menyelisihi perintah Rasul-Nya untuk tertimpa fitnah atau tertimpa adzab
yang pedih.” (An-Nur: 63). Tahukah kalian apa arti fitnah? Fitnah
adalah kufur. Allah berfirman . “Dan fitnah itu lebih besar daripada
pembunuhan.” (Fathul Majid: 466)
kata mutiara nasehat ke- 14
Abdurrahman bin Harmalah mengisahkan, seseorang datang kepada Said
bin Al Musayyib mengucapkan salam perpisahan untuk haji atau umrah, lalu
Said mengatakan kepadanya: “Jangan kamu pergi hingga kamu shalat dulu
karena Rasulullah bersabda: ‘Tidaklah ada yang keluar dari masjid
setelah adzan kecuali seorang munafik, kecuali seorang yang terdorong
keluar karena kebutuhannya dan ingin kembali ke masjid.’ Kemudian orang
itu menjawab: “Sesungguhnya teman-temanku berada di Harrah,” lalu
keluarlah dia dari masjid, maka Said terus terbayang-bayang mengingatnya
sampai beliau dikabari bahwa orang tersebut jatuh dari kendaraannya dan
patah pahanya. (Sunan Ad Darimi 1/119, Ta’dhimus Sunnah hal. 31,
Miftahul Jannah hal.134)
kata mutiara nasehat ke- 15
Abu Abdillah Muhammad bin Ismail At Taimi mengatakan, dirinya membaca
pada sebagian kisah-kisah bahwa sebagian ahlul bid’ah ketika mendengar
sabda Nabi:
“Jika salah seorang dari kalian bangun dari tidurnya maka janganlah ia
celupkan tangannya ke bejana sebelum mencucinya terlebih dahulu karena
sesungguhnya ia tidak tahu di mana tangannya barmalam.” (Shahih, HR Al
Bukhari dan Muslim)
Maka ahlul bid’ah tersebut mengatakan dengan nada mengejek: “Saya
tahu di mana tanganku bermalam, tanganku bermalam di kasur.” Lalu
paginya dia bangun dari tidurnya dalam keadaan tangannya sudah masuk ke
dalam duburnya sampai ke lengannya.
At Taimy lalu berkata: “Maka berhati-hatilah seseorang untuk
menganggap remeh Sunnah dan sesuatu yang bersifat mengikut perintah
agama. Lihatlah bagaimana akibat jeleknya menyampaikan kepadanya.”
kata mutiara nasehat ke- 16
Al Qadhi Abu Tayyib menceritakan kejadian yang ia alami, katanya:
“Kami berada di sebuah majlis kajian di masjid Al Manshur. Datanglah
seorang pemuda dari daerah Khurasan, ia bertanya tentang masalah
musharat lalu dia minta dalilnya sehingga disebutkan dalilnya dari
hadits Abu Hurairah yang menjelaskan masalah itu. Dia -orang itu
bermadzhab Hanafi – mengatakan: ‘Abu Hurairah tidak bisa diterima
haditsnya…’ Maka belum sampai ia tuntaskan ucapannya tiba-tiba jatuh
seekor ular besar dari atap masjid sehingga orang-orang loncat karenanya
dan pemuda itu lari darinya. Ular itupun terus mengikutinya. Ada orang
mengatakan: ‘Taubatlah engkau! Taubatlah engkau!’ Kemudian dia
mengatakan ‘Saya bertaubat.’ Maka pergilah ular itu dan tidak terlihat
lagi bekasnya.” Adz Dzahabi berkata bahwa sanad kisah ini adalah para
imam.
1 komentar:
makasih mas kata mutiara nya bangus banget buat status di FB ni :D
Posting Komentar