Minggu, 29 Januari 2012

MUTIARA CINTA ISLAM

====================
kata mutiara cinta – kumpulan kata-kata mutiara cinta – koleksi kata mutiara islam – kalimat mutiara bijak – kata mutiara inspirasi
====================

KATA MUTIARA – kata-kata mutiara

kata mutiara ke-1:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan memeluk Islam.” (Q.S. Ali Imran: 102)




kata mutiara ke-2:
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Rabbmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya, dan daripada keduanya Allah mengembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silahturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”  (Q.S. An Nisaa’ :1)

kata mutiara ke-3:
“Hai orang-orang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah  perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul-Nya, sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang benar .”  (Q.S. Al Ahzab : 70-71)

kata mutiara ke-4:
Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik ucapan adalah ucapan Allah, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam Sebaliknya sejelek-jelek perkara adalah apa yang diada-adakan dalam dien karena setiap yang diada-adakan dalam dien adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah kesesatan, dan setiap yang sesat di neraka.

kata mutiara ke-5:
Sungguh menuntut ilmu syariat dan berdakwah kepadanya serta mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya, memberikan peringatan kepada kaum muslimin dari perbuatan yang diharamkan dan kemungkaran, dan menjauhkan mereka dari perbuatan bid’ah adalah termasuk dari amar-ma’ruf dan nahi-mungkar. Yang mana Allah telah menjadikan kebaikan bagi ummat ini apabila mereka mau menegakkannya, sebagai mana firman Allah :
Kamu adalah ummat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. [Al Imron 110]

kata mutiara ke-6:
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk menunaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila kalian menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkannya dengan adil. Sesungguhnya Allah memberikan pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. [An-Nisa : 58]

kata mutiara ke-7:
Tunaikan amanah kepada orang yang memberi amanah kepadamu, dan janganlah kamu menghianati orang yang mengkhianatimu” [Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ahlussunnan]

kata mutiara ke-8:
Wahai orang-orang yang beriman janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan kepadamu sedangkan kamu mengetahui” [Al-Anfal : 27]

kata mutiara ke-9:
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia, sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh” [Al-Ahzab : 72]

kata mutiara ke-10:
Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepada-Nya pahala yang besar” [An-Nisa : 114]

kata mutiara ke-11:
Dan tidaklah engkau menafkahkan satu nafkah karena mengharapkan wajah Allah melainkan engkau mendapatkan pahala dengannya hingga sesuap yang engkau suapkan di mulut istrimu” [Diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim]


kata mutiara ke-12:
 Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang. Yaitu orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka meminta dipenuhi. Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. Tidaklah orang-orang itu yakin, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan. Pada suatu hari yang besar. Yaitu hari ketika manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam” [Al-Muthaffifin : 1-6]


kata mutiara ke-13:
Maka barangsiapa yang ingin dijauhkan dari api nereka dan masuk surga, hendaklah ia meninggal sedang ia beriman kepada Allah dan hari akhir, dan hendaklah ia memperlakukan manusia sebagaimana ia ingin diperlakukan” [Diriwayatkan oleh Muslim]

kata mutiara ke-14:
Tidak sempurna keimanan salah seorang dari kalian sehingga ia mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri” [Diriwayatkan Al-Bukhari 13 dan Muslim 45 dari Anas]

====================
kata mutiara cinta – kumpulan kata-kata mutiara cinta – koleksi kata mutiara islam – kalimat mutiara bijak – kata mutiara inspirasi
====================

kata-kata mutiara islam ke-1:
Sesungguhnya Allah telah mengharamkan atas kalian durhaka kepada para ibu, pelit dan rakus, menguburkan anak perempuan hidup-hidup, dan membenci untuk kalian tiga perkara yaitu ; kata-kata omong kosong, banyak bertanya, dan menyia-nyiakan harta” [Diriwayatkan Al-Bukhari 2408 dan Muslim 593 dari Al-Mughirah bin Syu’bah]


kata-kata mutiara islam ke-2:
Sesungguhnya yang pertama busuk dari manusia adalah perutnya, maka barangsiapa yang sanggup untuk tidak memakan melainkan yang baik maka lakukanlah, dan barangsiapa yang bisa untuk tidak dihalangi antara dia dan surga walau dengan segenggam darah yang ditumpahkannya maka lakukanlah” (HR Muslim)
kata-kata mutiara islam ke-3:
Barangsiapa diantara kalian yang kami pekerjakan atas suatu pekerjaan, lalu ia menyembunyikan dari kami satu jarum atau yang lebih kecil, maka dia adalah ghulul dan ia akan datang dengannya pada hari Kiamat” [Dikeluarkan oleh Muslim]


kata-kata mutiara islam ke-4:
Bertakwalah engkau dimanapun engkau berada, Sertailah keburukan itu dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu akan menghapus keburukan.Dan berakhlaklah kepada manusia dengan akhlak yang baik” [HR.Tirmidzi, ia berkata :Hadits hasan]


kata-kata mutiara islam ke-5:
Seutama-utama amal Shalih, ialah agar engkau memasukkan kegembiraan kepada saudaramu yang beriman”.[HR.Ibn Abi Dunya dan dihasankan olah Syaikh Al-Albani dalam Shahih Jami’ush Shaghir 1096]

kata-kata mutiara islam ke-6:
sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
“Artinya : Demi Allah, seandainya Fatimah bintu Muhammad mencuri, pasti aku potong tangannya” [HR Al-Bukhari, kitab Al-Anbiya (3475), Muslim, kitab Al-Hudud (1688)]


kata-kata mutiara islam ke-7:
Imam Ibn Qudamah menjelaskan dalam kitabMukhtasar Minhajul Qashidin, bahwa ada empat kriteria yang patut menjadi pedoman dalam memilih teman.
[1]. Aqidahnya benar.
[2]. Akhlaqnya baik.
[3]. Bukan dengan orang yang tolol atau bodoh dalam hal berprilaku. Karena dapat menimbulkan mudharat.
[4]. Bukan dengan orang yang ambisius terhadap dunia atau bukan orang yang materialistis.


kata-kata mutiara islam ke-8:
Barangsiapa yang mengharap perjumpaan dengan Rabbnya maka hendaklah ia beramal sholih dan tidak mensekutukan Allah di dalam peribadatan sedikitpun.”. [Al-Kahfi : 110].
Berkata Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu, “Cukuplah takut kepada Allah itu dikatakan sebagai ilmu dan cukuplah membangkang dari-Nya dikatakan sebagai kejahilan.”.


kata-kata mutiara islam ke-9:
Barangsiapa dikehendaki Allah atasnya kebaikan niscaya ia akan difahamkan akan agamanya” [Dikeluarkan di dalam shahihain dari hadits Mu’awiyah Rahiallahu ‘anhu]
Kamu tidak mendapati kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhir berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan rasulNya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak, atau saudara-saudara, atau keluarga mereka” [Al-Mujadilah : 22]


kata-kata mutiara islam ke-10:
Maka putuskanlah hukum di antara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu mereka” [Al-Maidah : 48]
Hukum itu tidak lain hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah (beribadah) kecuali hanya kepadaNya. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” [Yusuf : 40]


kata-kata mutiara islam ke-11:
Dan setiap kamu adalah penanggung jawab, dan (masing-masing) akan dimintai pertanggung jawaban tentang apa yang menjadi tanggung jawabnya” [Muttafaq ‘Alaihi]
Nikahilah wanita yang banyak anak lagi penyayang, karena sesungguhnya aku berlomba-lomba dalam banyak umat dengan umat-umat yang lain di hari kiamat dalam riwayat yang lain : dengan para nabi di hari kiamat)”. [Hadits Shahih diriwayatkan oleh Abu Daud 1/320, Nasa'i 2/71, Ibnu Hibban no. 1229, Hakim 2/162 (lihat takhrijnya dalam Al-Insyirah hal.29 Adazbuz Zifaf hal 60) ; Baihaqi 781, Abu Nu'aim dalam Al-Hilyah 3/61-62]


kata-kata mutiara islam ke-12:
Dan di antara akhlak Salafush Shalih Radhiyallahu ‘anhum, yaitu:
1. Ikhlas dalam ilmu dan amal serta takut dari riya’.
2. Jujur dalam segala hal dan menjauhkan dari sifat dusta.
3. Bersungguh-sungguh dalam menunaikan amanah dan tidak khianat.
4. Menjunjung tinggi hak-hak Allah dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
5. Berusaha meninggalkan segala bentuk kemunafikan.
6. Lembut hatinya, banyak mengingat mati dan akhirat serta takut terhadap akhir kehidupan yang jelek (su’ul khatimah).
7. Banyak berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla, dan tidak berbicara yang sia-sia.
8. Tawadhdhu’ (rendah hati) dan tidak sombong.
9. Banyak bertaubat, beristighfar (mohon ampun) kepada Allah, baik siang maupun malam.
10. Bersungguh-sungguh dalam bertaqwa dan tidak mengaku-ngaku sebagai orang yang bertaqwa, serta senantiasa takut kepada Allah.
11. Sibuk dengan aib diri sendiri dan tidak sibuk dengan aib orang lain serta selalu menutupi aib orang lain.
12. Senantiasa menjaga lisan mereka, tidak suka ghibah (tidak menggunjing sesama Muslim).
13. Pemalu.
14. Banyak memaafkan dan sabar kepada orang yang menyakitinya.
“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.” [Al-A’raaf: 199]
15. Banyak bershadaqah, dermawan, menolong orang-orang yang susah, tidak bakhil/tidak pelit.
16. Mendamaikan orang yang mempunyai sengketa.
17. Tidak hasad (dengki, iri), tidak berburuk sangka sesama Mukmin.
18. Berani dalam mengatakan kebenaran dan menyukainya. [17]


kata-kata mutiara islam ke-13:
Allah berfirman :
“Artinya : Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku”. [Adz-Dzariyat : 56]


====================
kata mutiara cinta – kumpulan kata-kata mutiara cinta – koleksi kata mutiara islam – kalimat mutiara bijak – kata mutiara inspirasi
====================

kata mutiara nasehat ke- 1
Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah olehmu kebanyakan dari purbasangka, karena sesungguhnya sebagaian purbasangka itu adalah dosa.” [Al-Hujurat : 11-12]
Selayaknyalah bagi seorang muslim membawa ucapan saudaranya seislam pada sebaik-baik tempat (kepada makna yang paling baik). Sebagian Salaf berkata, “Janganlah engkau berprasangka buruk terhadap perkataan yang dilontarkan saudaramu sedangkan engkau dapat membawa perkataan tersebut pada makna yang baik.”

kata mutiara nasehat ke- 2
“Muslim itu saudara seorang muslim, dia tidak menzhaliminya dan tidak menyerahkannya kepada musuh. Siapa saja yang memenuhi kebutuhan saudaranya, Allah akan memenuhi kebutuhannya; dan siapa saja yang membebaskan seorang muslim dari kesulitan, Allah SWT akan membebaskannya dari suatu kesulitan di hari kiamat; dan siapa saja yang menutupi aib sesama muslim niscaya Allah akan menutup aibnya pada hari kiamat” (lihat Fathul Kabir III/275).


kata mutiara nasehat ke- 3
Yazid bin Al-Walid berkata, “Wahai Bani Umayyah! Waspadalah kalian dari nyanyian, karena ia bisa mengurangi rasa malu, menghancurkan kepribadian, dan ia adalah pengganti khamar, sehingga membuat orang berbuat seperti orang mabuk, jika engkau terpaksa harus melakukannya maka jauhilah wanita, karena nyanyian mendorong kepada zina.”

kata mutiara nasehat ke- 4
Muhammad bin Al-Fadhl Al-Azdi berkata, “Suatu kali Al-Huthai’ah bersama seorang puterinya menginap di suatu rumah orang Arab gunung. Ketika malam telah larut, ia mendengar suara nyanyian, maka ia pun berkata kepada pemilik rumah, ‘Hentikan nyanyian itu!’ Pemilik rumah pun terperanjat, ‘Kenapa engkau membenci nyanyian?’ Al-Huthai’ah menjawab, ‘Nyanyian adalah pendorong kepada perbuatan keji, dan aku tidak suka jika puteriku mendengarnya. Hentikan nyanyian itu, jika tidak aku akan keluar dari rumahmu sekarang juga!”

kata mutiara nasehat ke- 5
Suatu kali, Umar bin Abdul Azis menulis kepada guru akhlak dari puteranya, “Hendaknya yang pertama kali mereka yakini dari akhlak (yang engkau ajarkan) yaitu membenci berbagai bentuk nyanyian, yang awalnya adalah dari syetan dan berakhir dengan murka Ar-Rahman (Yang Maha Penyayang). Sungguh telah sampai padaku dari orang-orang ahli ilmu terpercaya bahwa suara alat-alat musik dan mendengarkan nyanyian juga keterpengaruhan dengannya bisa menumbuhkan nifaq di hati sebagaimana rumput tumbuh setelah disirami air.”*
Ayub As-Sakhtiyani berkata, “Jika orang-orang shalih disebut maka aku adalah orang yang terasing.”


kata mutiara nasehat ke- 6
Ketika Sufyan Ats-Tsauri dalam sakaratul maut, Abul Asyhab dan Hammad bin Salamah masuk kepadanya. Hammad berkata kepada Sufyan, “Wahai Abu Abdillah, bukankah engkau sudah merasa aman dari sesuatu yang engkau takuti? Dan engkau telah melakukan apa yang engkau harapkan, sedangkan Dia Maha Penyayang di antara para penyayang.” Sufyan menjawab, “Wahai Abu Salamah, apakah engkau mengharapkan orang seperti aku ini bisa selamat dari neraka?” Ia menjawab, “Ya, demi Allah, sungguh aku mengharapkanmu demikian.”

kata mutiara nasehat ke- 7
Yunus bin Ubaid berkata, “Sesungguhnya aku mendapatkan seratus ciri kebaikan, aku tidak tahu apakah dalam diriku terdapat satu daripadanya.”
Muhammad bin Wasi’ berkata, “Seandainya dosa memiliki aroma, tentu tak seorang pun yang kuat duduk bersamaku.”


kata mutiara nasehat ke- 8
Pernah suatu ketika Daud Ath-Tha’i diceritakan di hadapan sebagian para raja, sehingga mereka pun memujinya, maka ia berkata, “Seandainya manusia mengetahui sebagian apa yang ada pada kami, tentu tak sepatah pun lisan yang menyebutkan kebaikan kami selamanya.”


kata mutiara nasehat ke- 9
Al-Marwazi berkata, “Aku membantu Abu Abdillah berwudhu saat bersama orang banyak, tetapi aku menutupinya dari orang-orang agar mereka tidak mengatakan, ‘la tidak membaikkan wudhunya karena sedikitnya air yang dituangkan.’ Dan jika Imam Ahmad berwudhu, hampir saja (air bekasnya) tidak sampai membasahi tanah.”


kata mutiara nasehat ke- 10
“Tidaklah di dunia ini ada orang yang lebih menderita dari pecinta
meski ia mendapatkan cinta itu manis rasanya.
Engkau lihat ia selalu menangis pada setiap keadaan, karena takut berpisah atau karena rindu dendam.
Ia menangis jika mereka jauh, sebab didera kerinduan.
Ia menangis pula saat berdekatan, sebab takut perpisahan.
Air matanya mengalir saat bertemu.
Air matanya mengalir saat berpisah.”


kata mutiara nasehat ke- 11
Ibnu Syuja’ Al-Kirman berkata, “Siapa yang memakmurkan lahiriahnya dengan mengikuti Sunnah, memakmurkan batiniah-nya dengan muraqabah (penjagaan kepada Allah), menahan nafsunya dari syahwat dan menahan pandangannya dari apa yang diharamkan, serta ia membiasakan diri makan yang halal, niscaya firasatnya tidak akan salah.”


kata mutiara nasehat ke- 12
Disebutkan apa yang dilakukan oleh sebagian ahli ilmu di negeri Afrika, “Bahwasanya di pinggir negeri itu terdapat mata air yang disebut dengan mata air penyembuhan. Orang-orang awam terkena fitnah olehnya, sehingga mereka berduyun-duyun dari berbagai negeri mendatanginya. Orang yang belum menikah, belum mempunyai anak akan dikatakan padanya, ‘Ikutlah aku ke mata air penyembuhan.’ Dari sini Al-Hafizh Abu Muhammad mengetahui bahwa di dalamnya ada fitnah. Maka beliau keluar di pagi buta dan melenyapkannya, lalu beliau adzan subuh di atasnya, selanjutnya berkata, ‘Sesungguhnya aku melenyapkan ini karena-Mu, karena itu janganlah Engkau jadikan ada orang yang masih memuliakannya’.” Dan memang setelah itu tidak ada lagi orang yang memuliakannya hingga sekarang.


kata mutiara nasehat ke- 13
Salah seorang murid Imam Ahmad bernama Abu Thalib mengatakan: “Saya mendengar Imam Ahmad ditanya tentang sebuah kaum yang meninggalkan hadits dan cenderung kepada pendapat Sufyan (salah seorang ulama kala itu).” Maka Imam Ahmad berkata: “Saya meresa heran terhadap sebuah kaum yang tahu hadits dan tahu sanad hadits serta keshahihannya lalu meninggalkannya, lantas pergi kepada pendapat Sufyan dan yang lainnya padahal Allah berfirman: “Maka hendaklah berhati-hati orang yang menyelisihi perintah Rasul-Nya untuk tertimpa fitnah atau tertimpa adzab yang pedih.” (An-Nur: 63). Tahukah kalian apa arti fitnah? Fitnah adalah kufur. Allah berfirman . “Dan fitnah itu lebih besar daripada pembunuhan.” (Fathul Majid: 466)


kata mutiara nasehat ke- 14
Abdurrahman bin Harmalah mengisahkan, seseorang datang kepada Said bin Al Musayyib mengucapkan salam perpisahan untuk haji atau umrah, lalu Said mengatakan kepadanya: “Jangan kamu pergi hingga kamu shalat dulu karena Rasulullah bersabda: ‘Tidaklah ada yang keluar dari masjid setelah adzan kecuali seorang munafik, kecuali seorang yang terdorong keluar karena kebutuhannya dan ingin kembali ke masjid.’ Kemudian orang itu menjawab: “Sesungguhnya teman-temanku berada di Harrah,” lalu keluarlah dia dari masjid, maka Said terus terbayang-bayang mengingatnya sampai beliau dikabari bahwa orang tersebut jatuh dari kendaraannya dan patah pahanya. (Sunan Ad Darimi 1/119, Ta’dhimus Sunnah hal. 31, Miftahul Jannah hal.134)


kata mutiara nasehat ke- 15
Abu Abdillah Muhammad bin Ismail At Taimi mengatakan, dirinya membaca pada sebagian kisah-kisah bahwa sebagian ahlul bid’ah ketika mendengar sabda Nabi:
“Jika salah seorang dari kalian bangun dari tidurnya maka janganlah ia celupkan tangannya ke bejana sebelum mencucinya terlebih dahulu karena sesungguhnya ia tidak tahu di mana tangannya barmalam.” (Shahih, HR Al Bukhari dan Muslim)
Maka ahlul bid’ah tersebut mengatakan dengan nada mengejek: “Saya tahu di mana tanganku bermalam, tanganku bermalam di kasur.” Lalu paginya dia bangun dari tidurnya dalam keadaan tangannya sudah masuk ke dalam duburnya sampai ke lengannya.
At Taimy lalu berkata: “Maka berhati-hatilah seseorang untuk menganggap remeh Sunnah dan sesuatu yang bersifat mengikut perintah agama. Lihatlah bagaimana akibat jeleknya menyampaikan kepadanya.”


kata mutiara nasehat ke- 16
Al Qadhi Abu Tayyib menceritakan kejadian yang ia alami, katanya: “Kami berada di sebuah majlis kajian di masjid Al Manshur. Datanglah seorang pemuda dari daerah Khurasan, ia bertanya tentang masalah musharat lalu dia minta dalilnya sehingga disebutkan dalilnya dari hadits Abu Hurairah yang menjelaskan masalah itu. Dia -orang itu bermadzhab Hanafi – mengatakan: ‘Abu Hurairah tidak bisa diterima haditsnya…’ Maka belum sampai ia tuntaskan ucapannya tiba-tiba jatuh seekor ular besar dari atap masjid sehingga orang-orang loncat karenanya dan pemuda itu lari darinya. Ular itupun terus mengikutinya. Ada orang mengatakan: ‘Taubatlah engkau! Taubatlah engkau!’ Kemudian dia mengatakan ‘Saya bertaubat.’ Maka pergilah ular itu dan tidak terlihat lagi bekasnya.” Adz Dzahabi berkata bahwa sanad kisah ini adalah para imam.

1 komentar:

Rino Wijaya mengatakan...

makasih mas kata mutiara nya bangus banget buat status di FB ni :D

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates